Wednesday, February 18, 2009

Pendataan Beasiswa untuk Anak

Pada bulan Desember 2007 - Januari 2008 diadakan pendataan anak2 calon penerima beasiswa. Pendataan ini dilakukan di tiga wilayah pelayanan CC Lhoknga, PWS dan LPM Pesisir




::Kawali.Org - Kantor Waligereja Indonesia

http://www.kawali.org

Tuesday, February 17, 2009

Staf Sahabat Insan

Sahabat Insan memusatkan diri untuk menolong korban tsunami Aceh yang terjadi pada akhir Desember 2004. Saat ini fokus kegiatan adalah di bidang pendidikan. Romo Ismartono, SJ dan para staf selalu berusaha untuk melaksanakan misi tersebut dengan sebaik-baiknya. Berikut adalah nama dan photo staf Sahabat Insan




Penerima Beasiswa Calon Guru


Ini daftar nama dan photo kesepuluh penerima beasiswa untuk Calon Guru TK AL-Quran. Mereka semua menimba ilmu di Perguruan Tinggi Tarbiyatun Nisaa, Bogor, dan telah menyelesaikan kuliahnya pada bulan Juni 2008.




Pesantren Aceh







Temu Relawan PKR KWI






Posko Gempa Yogya





S E F A




Serah Terima Ambulance




Monday, February 16, 2009

Beasiswa Anak Aceh

Program Beasiswa Sahabat Insan merupakan program pemberian bantuan pendidikan kepada anak-anak Aceh usia sekolah (SD, SMP dan SMU) yang merupakan korban bencana tsunami mau pun korban konflik. Program ini dilaksanakan di bawah nama Program Sahabat Insan. Prgram ini dimulai, direncanakan dan dilaksanakan karena PKR-KWI diminta oleh lembaga-lembaga penolong setempat untuk membantu  anak-anak korban Tsunami dan korban konflik yang ditinggalkan begitu saja oleh para penolongnya. Mereka ini tinggal di wilayah pantai barat yang mengalami kerusakan paling parah. Di sana masih banyak orang belum tertolong.

 

Tiga lembaga yang selama ini memberikan pertolongan kepada anak-anak menyampaikan permohonan agar Crisis Center/PKR-KWI memberikan pertolongan kepada anak-anak terlantar itu sejauh memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1)          Penerima bantuan adalah anak-anak usia sekolah yang tidak sedang menerima bantuan dari lembaga lain. Hal ini disyaratkan agar tidak menciptakan ketergantungan anak-anak tersebut (pada donor, pada mekanisme luar, dan sebagainya), tidak dituduh mengambil alih karya orang/lembaga lain serta tidak tumpang tindih sehingga mengabaikan survivors/korban lain yang juga memerlukan bantuan.

2)          Untuk memberdayakan lembaga lokal, maka pemberian bantuan dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan LSM setempat yang selama ini telah bergerak di bidang pendidikan dan memiliki data anak yang memerlukan bantuan pendidikan.

 

Sebagai langkah awal, Crisis Center /PKR-KWI meminta data lembaga  lokal yang memenuhi syarat tersebut diatas, dan lembaga  tersebut diminta mengirimkan profil lembaganya sehingga Crisis Center/PKR-KWI memiliki gambaran singkat tentang lembaga yang akan diajak bekerjasama dan bisa memastikan bahwa lembaga tersebut memiliki kemampuan untuk membantu menjalankan program ini.

 

Setelah data terkumpul, terpilih tiga lembaga lokal yaitu Children Center Lhoknga (CC Lhoknga), Peu Weu Seumangat (PWS), dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (LPMP).  Masing-masing lembaga lokal tersebut mengajukan jumlah penerima bantuan (SD, SMP dan SMU) dan dilakukan pendataan atas masing-masing anak. Setelah melakukan survey atas masing-masing lembaga, ditentukan jumlah dana beasiswa yang akan diterima, yaitu untuk murid SD Rp. 150.000, murid SMP Rp. 250.000 dan murid SMU Rp. 350.000 tiap bulan.

 

Disamping kegiatan inti, yaitu pemberian dana beasiswa, lembaga  lokal diharapkan secara kreatif memberikan usulan tentang kegiatan-kegiatan kelompok yang dapat menunjang proses pendidikan anak-anak yang dibantu. Kegiatan tersebut antara lain pelatihan, pendirian perpustakaan/taman bacaan, atau hal lainnya. Selain itu, diharapkan juga kegiatan pemberian beasiswa ini dapat bekerjasama  dengan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perempuan yang sedang dilakukan oleh lembaga lokal, sehingga anak-anak tersebut tidak terlalu tergantung pada bantuan donor, dan  pada saat program beasiswa ini selesai, pendidikan mereka dapat dibiayai sendiri oleh keluarganya atau lembaga bantuan setempat.

 

 

 

Beasiswa Calon Guru TK

1.            Program Beasiswa ini merupakan kerjasama antara PKR KWI dengan Win Worldwide Independent, Network Association, Bassedorf, dalam ‘Donation for Tsunami Project’.  Program ini memberikan beasiswa kepada 10  mahasiwa Calon Guru TK Al’Quran yang berasal dari Aceh yang menimba ilmu di Perguruan Tinggi TK Al’Quran (PGTKA) Tarbiyatun Nisaa Bogor.

 

Latar belakang dari pelaksanaan program ini adalah hilangnya sumber daya manusia, terutama di Aceh, yg mampu membangun masa depan yg dicita-citakan sebagai akibat yang ditimbulkan oleh adanya bencana tsunami. Potensi hilang dan menurunnya kualitas angka SDM akan terus terjadi karena banyaknya persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat korban tsunami pasca bencana

 

Tujuan diadakannya program ini adalah untuk mempersiapkan tenaga guru anak-anak yang berkualitas, trampil dan berdedikasi tinggi terutama bagi kemajuan dunia pendidikan di Aceh.  Oleh sebab itu, dikirimnya 10 mahasiswi asal Aceh ini untuk belajar di PGTKA Tarbiyatun Nisaa Bogor diharapkan akan mewarnai sistem pendidikan di Aceh yang memadukan fikir dan zikir (karya dan doa), mengembangkan kecerdasan intelektual, spiritual dan emosional anak didik yang mungkin akan berkembang lebih baik dari daerah-daerah lain. Diharapkan pada akhirnya mereka akan memiliki lembaga pendidikan sendiri untuk mendidik generasi muda Aceh dengan ilmu yang telah didapatkan dari PGTKA. Lembaga PGTKA sendiri akan membantu dari sisi ketrampilan dan wawasan pengetahuan, dan mengupayakan mahasiswi-mahasiswi tersebut menjadi guru yang berkualitas.

 

 

Program beasiswa untuk calon guru TK Al-Quran ini dimulai pada bulan Oktober 2005. Karena pendidikan yang diambil oleh para mahasiswa adalah Diploma III, maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studinya adalah 3 tahun, sehingga lamanya program pun menyesuaikan diri dengan waktu tersebut. Program ini direncanakan berakhir pada bulan Oktober 2008. Diharapkan pada saat itu para mahasiswi telah menyelesaikan kuliahnya dengan baik, dan lebih baik lagi jika pada saat tersebut para mahasiswi telah mempraktekkan ilmu yang didapat di Aceh tempat mereka berasal.  

 

Pada dasarnya, PKR KWI memberikan dukungan finansial terhadap pembinaan para mahasiswi yang dilakukan oleh PGTKA Tarbiyatun Nisaa Bogor. Oleh sebab itu, pada awal perencanaan, PKR KWI meminta PGTKA memberikan rincian dana yang dibutukan oleh mahasiswa sampai mahasiswa tersebut berhasil menyelesaikan studinya. Setelah itu, dana tersebut diberikan setiap bulan, dengan catatan mahasiswi harus mengirimkan laporan penggunaan dana dan laporan kegiatan pada bulan yang bersangkutan. Oleh sebab itu, para mahasiswi dituntut aktif dalam setiap kegiatan perkuliahan.

 

Selain aktif dalam kegiatan perkuliahan, masing-masing mahasiswi penerima beasiswa ini juga terlibat aktif dalam kegiatan di kampus. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: organisasi kemahasiswaan (HIMMA = Himpunan Mahasiswa PGTKA) dan HMI; kegiatan pengabdian (private Iqro’, tim pengajar Taman Pendidikan Anak); serta  berbagai kegiatan non-formal seperti menjadi panitia PILDACIL sekabupaten Bogor, menerima kunjungan istri mantan menteri luar negeri Ny. Ali Alatas, mengikuti kegiatan Guru Tangguh bersama AURI, menjadi tim paduan suara PGTKA, berbuka puasa dengan kaum Dhuafa, kegiatan pelatihan kepemimpinan dan Kohati, dan mengisi acara wisuda mahasiswa.

 

 

 

Beasiswa Keupula

Merupakan pemberian beasiswa untuk mahasiswa korban tsunami. Beasiswa diberikan kepada 100 mahasiswa yang tinggal di Banda Aceh dan sekitarnya. Mereka dibiayai hingga dapat menyelesaikan kuliahnya.

PKR KWI

Kegiatan PKR KWI selama di Aceh sehubungan dengan tsunami.

1) Surat KWI

2) Surat PKR

3) Pengiriman pertama

BS Keupula Center

http://www.beasiswakeupula.multiply.com