Monday, July 27, 2009

Pelatihan Yang Pernah Diikuti BRK


Para relawan ini berjumlah 18 orang mahasiswa dan sudah pernah mengikuti dua bentuk pelatihan. Berikut pelatihan yang pernah diikuti oleh BRK :

Pelatihan Pertama :


Sebagai langkah awal dari serangkaian kegiatan tersebut, telah dilaksanakan Pelatihan Dasar Penanganan Bencana, yang memperkenalkan konsep manajemen bencana dan pelatihan tim tanggap bencana kepada para mahasiswa.  Pelatihan Dasar Penanganan Bencana tersebut dilaksanakan di Wanawisata Mandalawangi Cibodas, pada hari Jumat – Minggu, tanggal 28 – 30 September 2007, dan dibimbing oleh tim pelatih dari Consina Outdoor Training (Disaster Management Training).  

Pelatihan yang berlangsung 3 hari 2 malam ini memadukan antara teknik dan praktek. Materi yang dipelajari meliputi praktek pendirian tenda darurat, pertolongan pertama pada korban, penyelamatan korban di tempat tinggi, penyelamatan korban di air, cara membaca alat-alat navigasi seperti kompas dan GPS, serta mempelajari beberapa pengetahuan tentang manajemen bencana, pengelolaan resiko (risk management), teknik survei kebutuhan korban, manajemen posko, dan pembentukan tim. Praktek dilapangan dilaksanakan pada pagi sampai siang hari, sedangkan pemberian materi dilaksanakan pada malam hari. Pada saat pelatihan, semua peserta dikondisikan seperti sedang berada pada lokasi bencana, sehingga semua aktivitas seperti makan, tidur, pemberian materi, pengarahan dan presentasi dilakukan di tenda-tenda yang telah mereka dirikan.

Pelatihan Kedua :

Sebagai kelanjutan dari pelatihan untuk tim Bela Rasa Kita ini, akan dilaksanakan pelatihan kedua yakni Pelatihan EFR (Emergency First Response). Pelatihan ini dimaksudkan agar anggota tim lebih mendalami dan menguasai teknik-teknik dasar dalam penyelamatan pertama seperti : scene assessment (melihat tempat kejadian dan kondisi korban), rescue breathing, Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR), penanganan pendarahan dan penanganan tersedak.

Selain pelatihan EFR, sebagai kelanjutannya, akan dilaksanakan pula Training For Trainers (TFT). Pelatihan ini sifatnya bersertifikasi internasional sehingga penting sebagai kredibilitas tim. Pelatihan ini dimaksudkan agar anggota tim dipersiapkan menjadi tim pelatih (trainers). Sehingga diharapkan setiap anggota tim siap untuk melakukan sebuah pelatihan.

Seiring dengan kebutuhan dan tantangan yang ada, kelompok relawan BRK ini memekarkan secara organisasi dengan rekrutmen mencari teman sehingga sekarang berjumlah 32 orang mahasiswa.

Pelatihan TAGANA Depsos

Pada tanggal 14-16 Juli 2009 beberapa perwakilan BRK ikut dalam pelatihan bersama yang disekenggarakan oleh TAGANA-DEPSOS (Taruna Siaga Bencana-Departemen Sosial) di Bumi Perkemahan Cibubur. Pelatihan bersama yang diikuti 70 peserta diikuti dari kelompok organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta (PMKAJ).

Seluruh peserta mendapat meteri tentang Kebijakan Departemen Sosial RI dalam Penanggulangan Bencana, Manajemen Penanggulangan Bencana, Siklus Penanggulangan Bencana, Conceptual Skill, Managerial Skill, Technical Skill dan Social Skill TAGANA serta simulasi penanggulangan bencana. Setiap peserta sangat antusias mengikut kegiatan ini yang terlihat dari semangat keaktifan dan kekompakannya dalam setiap rangkaian kegiatan. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk perluasan jaringan yang dilakukan oleh BRK serta penambahan Kapasistas personal yang dimiliki oleh anggota BRK dalam nantinya menghadapi bencana atau turun ke lapangan.

TIM RELAWAN BELA RASA KITA (BRK) PKR-KWI

Indonesia merupakan sebuah negeri yang rawan bencana. Bencana itu berwujud bencana alam maupun bencana buatan manusia atau gabungan dari keduanya. Bencana alam seperti gempa dan tsunami merupakan bencana yang terjadi semata-mata karena tingkah laku alam yang berada di luar kemampuan manusia untuk mengontrolnya. Untuk bencana seperti itu, manusia hanya dapat menyiapkan diri atau berusaha sedapat mungkin mengurangi korban yang ditimbulkannya, hal itu dilakukan misalnya dalam kegiatan yang disebut social rescue. Memang ada bencana alam yang terjadi karena kelalaian manusia dalam mengelola alam, misalnya tanah longsor yang diakibatkan oleh penggundulan hutan. Tetapi ada juga bencana yang terjadi semata-mata karena ulah manusia, seperti pertikaian antar golongan atau kelompok sebagai akibat penindasan dari pemegang kekuasaan.

 

Berdasarkan visi utamanya, PKR KWI adalah sebuah bagian dari Konferensi Waligereja Indonesia yang didirikan oleh para uskup pada tanggal 7 Januari, 1999 melalui Surat Keputusan No. 005/II/Pres.K/1999 untuk menanggapi krisis yang dialami oleh bangsa kita. Tujuan PKR-KWI adalah untuk menolong korban dan mereka yang selamat di dalam berbagai bencana dan kekerasan politik di Indonesia berdasarkan cinta kasih, kebenaran dan keadilan. Dalam menjalankan tugasnya, PKR-KWI senantiasa menjaga sifatnya yang independen, lintas agama, non-partisan, terbuka, konstitusional, cinta pada sesamanya secara utuh. Sebagai sebuah lembaga pelayanan kemanusiaan, PKR KWI tidak membedakan dalam menolong korban (tidak memandang suku, ras, agama dan golongan apapun), berpegang teguh pada prinsip-prinsip Gerakan Aktif Tanpa Kekerasan. PKR KWI secara konsisten akan selalu terlibat aktif dalam mewujudnyatakan proses rekonsiliasi sejati dalam bangsa dan negara kita, sebagai bagian substansial dari agenda jangka panjang kemanusiaan kita: penghormatan hak-hak asasi manusia, demokrasi dan perdamaian di tanah air tercinta ini. Sebagai gerakan masyarakat sipil yang tengah melancarkan ikhtiar-ikhtiar penguatan perjuangan kemanusiaan dan hak-hak asasinya, PKR KWI senantiasa berusaha berpegang-teguh pada prinsip-prinsip self-help/self-advocacy, solidarity networking, otonomi, sustainability dan prinsip “gerakan aktif tanpa kekerasan” (active non-violence movement).

 

Fokus dalam proses penanganan bencana, PKR KWI sebagai crisis center selalu didukung oleh relawan-relawan yang senantiasa siap membantu untuk merencanakan dan melaksanakan program kerja PKR KWI tanpa mengenal lelah, waktu, dan tempat. Selama proses kerja sama dengan para relawan tersebut berjalan, suka dan duka selama hadir di tengah-tengah para korban dan keluarga korban telah mempersatukan dan mempererat persaudaraan sesama relawan. Dalam bekerjasama sebagai saudara ini kami saling belajar mengamati dengan cermat mana lessons learned yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki pelayanan. Lalu seiring berjalannya waktu dan kebutuhan PKR-KWI membentuk Tim Relawan yang bernama Bela rasa kita yang disingkat (BRK). BRK dibentuk dari sekelompok para mahasiswa yang memiliki interest dan keprihatinan yang sama terhadap bencana dan kepedulian sosial. Terhadap sesama mereka yang menjadi korban Beberapa para mahasiswa dan relawan ini memiliki pengalaman di daerah bencana seperti Tsunami Aceh 2005, Gempa Jogja 2006 dan Banjir Jakarta 2007.

 

Kegiatan-kegiatan BRK

 

Tentunya bencana tidak terjadi pada setiap hari, dan bukan keinginan kita untuk adanya bencana. Untuk mengisi kekosongan waktu, kelompok relawan ini tetap melakukan kegiatan rutin seperti pertemuan dan pelatihan pada setiap bulannya. Pertemuan untuk memperkuat interaksi diantara anggota dan pelatihan untuk terus mengingat ilmu pengetahuan plus keahlian yang pernah diikuti. Bila terjadi bencana alam dan kemungkinan besar kita bisa menjangkau, sangat dipastikan tim bencana ini ikut berpartisipasi. Secara tentatif BRK juga ikut berpartisipasi dalam masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang ada, selain itu BRK juga ikut dalam beberapa acara yang merupakan undangan dari beberapa lembaga yang membahas tentang disaster respons. Berikut ini beberapa kegiatan yang pernah diikuti oleh BRK:

-          Banjir Jawa-Timur

-          Banjir Jakarta

-          Penggusuran Taman BMW di Sunter

-          Membantu kesehatan korban lapindo yang berada di Jakarta

-          Jebolnya Tanggul Situ Gintung 

-          Mengunjungi salah satu panti asuhan di Kawasan Pasar Minggu, dll

 

Harapannya semoga dengan hadirnya BRK sebagai tim relawan di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi arti bagi yang lain terutama bagi mereka yang menjadi korban baik bencana maupun masalah sosial.

Thursday, July 2, 2009

Hari Kamis tanggal 2 Juli 2009 telah dikirimkan beasiswa bulan April 2009. Mohon dicek di masing-masing rekening dan segera mengumpulkan laporan agar beasiswa bulan berikutnya bisa dikirim kembali. Terima kasih.

Universitas Abulyatama

Rating:
Category:Other
Universitas Abulyatama
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
www. wikipedia.org

Universitas Abulyatama
Didirikan 1983
Jenis Perguruan Tinggi Swasta
Rektor Prof.H. Burhanudi Salim,.M.SC.,PH,D
Lokasi Aceh Besar, Nanggröe Aceh Darussalam

Universitas Abulyatama adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang terdapat di Aceh Besar, Indonesia,

Pada mulanya universitas ini berbentuk sekolah tinggi, yang dikelola dan didirikan oleh Yayasan Abulyatama Banda Aceh. Yayasan ini juga mengelola pondok pesantren, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah menengah umum, dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, yang semuanya bernama Abulyatama.

Tenaga pengajar universitas ini berasal dari berbagai perguruan tinggi, antara lain sarjana dari UNPAD, ITB, UGM, UI, IKIP Jakarta, UPI, Unsyiah.

Misi utama pendiri Universitas ini ialah membantu anak yatim dan kaum duafa, sesuai dengan namanya, kata Arab Abulyatama berarti “bapak anak yatim”.




Bulan ini sebenarnya merupakan bulan terakhir pelaksanaan beasiswa. Untuk itu, bagi mahasiswa yang belum lulus, mohon menyerahkan form IPK dan status terakhir kepada Suryani di kantor SEFA. Terima kasih.

Wednesday, July 1, 2009

Universitas Syiah Kuala

Rating:
Category:Other
www.usk.ac.id
www.wikipedia.org

Berdasarkan data yang ada di wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Syiah_Kuala), Universitas Syiah Kuala, disingkat Unsyiah, adalah perguruan tinggi negeri di Banda Aceh, Indonesia, yang berdiri pada 2 Juni 1961. Rektor Unsyiah pada tahun 2007 adalah Prof. Darni M. Daud PhD. Universitas ini terletak di Banda Aceh, Tepatnya di Kota Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam. Kampus Unsyiah berjarak 8 Km kearah timur Kota Banda Aceh, 22 Km dari Bandara Sultan Iskandarmuda, dan 32 Km dari Pelabuhan Malahayati di Krueng Raya.

Sejarah Ringkas

Universitas Syiah Kuala, merupakan wujud dari keinginan rakyat Aceh untuk memiliki sebuah lembaga pendidikan tinggi negeri, sebagaimana yang pernah ada dan berkembang pada masa silam.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang terkenal. Para mahasiswa dan staf pengajar berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Kesultanan Turki, Iran, dan India. Syiah Kuala, yang namanya ditabalkan pada perguruan tinggi negeri di Serambi Mekkah ini, adalah seorang ulama Nusantara terkemuka yang bernama Tengku Abdur Rauf As Singkili di abad XVI, yang terkenal baik di bidang ilmu hukum maupun keagamaan.

Pada tahun 1957, awal Provinsi Aceh terbentuk, para pemimpin pemerintahan Aceh, antara lain oleh Gubernur Ali Hasjmy, Penguasa Perang Letnan Kolonel H. Syamaun Ghaharu dan Mayor T. Hamzah Bendahara serta didukung para penguasa, cendikiawan, ulama, dan para politisi lainnya telah sepakat untuk meletakkan dasar bagi pembangunan pendidikan daerah Aceh.

Tanggal 21 April 1958, Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) dibentuk dengan tujuan mengadakan pembangunan dalam bidang rohani dan jasmani guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat. YDKA pada awalnya dipimpin oleh Bupati M. Husen, Kepala Pemerintahan Umum pada Kantor Gubernur pada waktu itu, yang kemudian dipimpin oleh Gubernur Ali Hasjmy. YDKA menyusun program antara lain: a. Mendirikan perkampungan pelajar/ mahasiswa di ibukota provinsi dan setiap kota kabupaten dalam wilayah Nanggroe Aceh Darussalam. b. Mengusahakan berdirinya satu Universitas untuk daerah Nanggroe Aceh Darussalam.

Selaras dengan ide tersebut, tanggal 29 Juni 1958, Penguasa Perang Daerah Istimewa Aceh membentuk KOMISI PERENCANA DAN PENCIPTA KOTA PELAJAR/MAHASISWA. Komisi yang dipandang sebagai saudara kandung YDKA ini mempunyai tugas sebagai komisi pencipta, badan pemikir, dan inspirasi bagi YDKA, sehingga komisi ini dipandang sebagai modal utama pembangunan perkampungan pelajar/mahasiswa.

Komisi pencipta diketuai oleh Gubernur Ali Hasjmy dan Letkol T. Hamzah sebagai wakil ketua. Hasil karyanya yang pertama adalah menciptakan nama DARUSSALAM untuk kota pelajar/mahasiswa, dan SYIAH KUALA untuk Universitas yang didirikan. Seterusnya berbagai usaha dilakukan oleh YDKA bersama Komisi Pencipta untuk mewujudkan pembangunan Darussalam dan Universitas Syiah Kuala.

Tekad pemerintah dan rakyat Aceh untuk membangun kembali dunia pendidikan Aceh, telah terpatri dengan kokoh didalam dada, sehingga setahun kemudian, pada tanggal 17 Agustus 1958 telah dilangsungkan upacara peletakan batu pertama kota pelajar/ mahasiswa (KOPELMA) Darussalam oleh Menteri Agama K.H. Mohd. Ilyas atas nama pemerintah pusat, seminggu kemudian diikuti dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung di Darussalam yang dilakukan oleh Menteri PDK Prof. Dr. Priyono.

Setahun kemudian keinginan dan cita-cita rakyat Aceh untuk memiliki sebuah perguruan tinggi telah menjadi kenyataan. Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam secara resmi dibuka Presiden Soekarno pada tanggal 2 September 1959, diiringi pembukaan selubung Tugu Darussalam dan peresmian pembukaan fakultas pertama dari Universitas Syiah Kuala, yaitu Fakultas Ekonomi. Tanggal 2 September ini selanjutnya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, yang diperingati setiap tahun oleh rakyat Aceh, hari yang mengandung makna kebangkitan kembali pendidikan di daerah ini.

Pada pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam sebagai pusat pendidikan daerah Aceh adalah lambang iklim damai dan suasana persatuan, hasil kerjasama antara rakyat dan para pemimpin Aceh, serta sebagai modal pembangunan dan kemajuan daerah Aceh khususnya, dan Indonesia umumnya.

Sejarah telah membuktikan bahwa tekad bulat telah mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan, dan kenyataan ini telah diabadikan dalam guratan pada Tugu Darussalam melalui tulisan tangan seorang pemimpin negara.

Mulai saat itu, semua komponen rakyat Aceh ikut mencurahkan pikiran dan tenaga serta bekerja bahu membahu dalam membangun Darussalam sehingga berdirinya Universitas Syiah Kuala. Polisi, tentara, pegawai, anak sekolah, rakyat di sekitar perkampungan Darussalam, turut serta bergotong royong dengan penuh keikhlasan untuk mendirikan dan menyumbangkan tenaga bagi pembangunan Darussalam, yang dipandang sebagai “Jantung Hati Rakyat Aceh"?.

Cikal bakal Unsyiah yang dimulai dari Fakultas Ekonomi, dilanjutkan dengan pembentukan Fakultas Kedokteran Hewan dan Ilmu Peternakan pada tahun 1960. Unsyiah, sebagai sebuah universitas secara resmi baru dinyatakan pada tanggal 21 Juni 1961 melalui SK Menteri PTIP No. 11 Tahun 1961 dan pengesahaannya melalui Keputusan Presiden No. 161 tanggal 24 April tahun 1962. Bersamaan dengan SK pembukaan Unsyiah, maka dibuka pula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat.

Pengembangan Unsyiah dilanjutkan dengan pendirian Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas MIPA, dan Fakultas FISIP. Disamping 9 buah Fakultas dengan jenjang Strata 1 tersebut, hingga saat ini Unsyiah telah memiliki program profesi untuk dokter dan dokter hewan, program diploma 3 (D-III) Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, program diploma 2 (D-II PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian, serta kelas paralel S1 FKIP.

Selain itu, Universitas Syiah Kuala juga telah membuka program Pasca Sarjana (PPs) Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP), Magister Manajemen (MM), Konservasi Sumber Daya Lahan (KSDL), Manajemen Pendidikan (MP), dan Magister Teknik (MT). Pada tahun ajaran 1998/1999, Universitas Syiah Kuala telah menerima mahasiswa baru untuk Program Doktor (S3) dalam bidang ilmu ekonomi.

Sejak didirikan, Unsyiah berturut-turut dipimpin oleh Kolonel M. Jasin dengan sebutan Pj. Presiden, Drs. Marsuki Nyak Man dengan sebutan ketua Presidium, Drs. A. Madjid Ibrahim sebagai Rektor, seterusnya Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA., Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc., Dr. M. Ali Basyah Amin, MA., Prof. Dr. Dayan Dawood, MA., Prof. Dr. Abdi A. Wahab, M.Sc., dan kini Unsyiah berada dibawah pimpinan Rektor Darni M. Daud PhD.


Profil IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Rating:
Category:Other
Sumber : www.ar-raniry.ac.id

Sejarah Singkat IAIN Ar-Raniry

Lahirnya IAIN Ar-Raniry didahului dengan berdirinya Fakultas Syari'ah pada tahun 1960 dan Fakultas Tarbiyah tahun 1962 sebagai cabang dari IAIN Sunan Kalidjaga Yogyakarta. Di samping itu pada tahun yang sama (1962), didirikan pula Fakultas Ushuluddin sebagai Fakultas swasta di Banda Aceh. Setelah beberapa tahun menjadi cabang dari IAIN Yogyakarta, fakultas-fakultas tersebut berinduk ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama enam bulan sampai IAIN Ar-Raniry diresmikan. Pada saat diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1963, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 1963.

Sebagai IAIN ketiga di nusantara setelah IAIN Sunan Kalidjaga Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN Ar-Raniry terus maju dan berkembang. Hal ini terlihat, ketika IAIN Ar-Raniry diresmikan (5 Oktober 1963) baru memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syari'ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin, namun baru berusia 5 tahun telas diresmikan pula Fakultas Dakwah (tahun 1968) sebagai fakultas dakwah pertama di lingkungan IAIN di Indonesia. Pada tahun 1968 ini pula, IAIN Ar-Raniry ditunjuk sebagai induk dari dua fakultas agama berstatus negeri di Medan (cikal bakal IAIN Sumatera Utara) yaitu Fakultas Tarbiyah dan Syari'ah yang berlangsung selama 5 tahun.

Untuk menyamai dengan IAIN-IAIN lain, pada tahun 1983, Fakultas Adab resmi menjadi salah satu dari 5 fakultas di lingkungan IAIN Ar-Raniry.

IAIN adalah singkatan dari Institut Agama Islam Negeri dan kata Ar-Raniry yang dinisbahkan kepada IAIN Banda Aceh adalah nama seorang Ulama besar dan mufti yang sangat berpengaruh pada masa Sultan Iskandar Tsani ( memerintah tahun 1637-1641). Ulama besar tersebut nama lengkapnya Syeikh Nuruddin Ar-Raniry yang berasal dari Ranir (sekarang Rander) di Gujarat, India. Beliau telah memberikan konstribusi yang amat berharga dalam pengembangan pemikiran Islam di Asia Tenggara khususnya di Aceh.

Dalam historitasnya sejak berdiri, IAIN Ar-Raniry sebagai lembaga pendidikan tinggi, telah menunjukkan peran dan signifikansinya yang strategis bagi pembangunan dan perkembangan masyarakat. Alumninya yang sudah merata ditemukan pada hampir seluruh instansi pemerintah dan swasta (termasuk di luar Aceh), tidaklah berlebihan untuk disebutkan kalau lembaga ini telah berada dan menjadi "jantong hate masyarakat Aceh".

Sejak diresmikan pada tahun 1963, IAIN Ar-Raniry telah dipimpin oleh beberapa rektor, yaitu:

1. A. Hasjmy, alm. (1963-1965)
2. Drs. H. Ismuha, alm. (1965-1972)
3. Ahmad Daudy, MA (1972-1976) sekarang Prof. Dr. H. Ahmad Daudy, MA
4. Prof. A. Hasjmy, alm. (1976-1982).
5. Prof. H. Ibrahim Husein, MA (1982-1987 dan 1987-1990).
6. Drs. H. Abd. Fattah, alm. (1990-1995).
7. Prof. Dr. H. Safwan Idris, MA, alm(1995-2000).
8. Prof. Dr. H. Al Yasa Abubakar, MA (Plh) (2000-2001)
9. Prof. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad, SH (Mei 2001 s/d 2005)
10.Prof. Drs. H. Yusny Saby, MA., Ph. D (Juli 2005 sampai sekarang).

Perkembangan kepemimpinan fakultas-fakultas dalam lingkungan IAIN Ar-Raniry adalah sebagai berikut :

1. Fakultas Syari'ah
a. Tgk. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, alm. (1960-1962)
b. Drs. H. Ismuha, alm. (1962-1971 dan 1971-1973).
c. Drs. Hasballah A. Latif, alm. (1973-1976 dan 1976-1977).
d. Drs. H. Ismuha, SH, alm. (1977-1980).
e. Drs. M. Ali Muhammad, alm. (1980-1982).
f. Drs. Hasballah A. Latif, alm. (1982-1985).
g. Prof. Dr. H. Ismuha,SH, alm. (1985-1988).
h. Drs. H. Abd. Fattah, alm. (1988-1991).
i. Drs. Muchtar Hasyim, alm. (1991-1993).
j. Drs. H. Muhammad Sulaiman (1994-2000).
k. Drs. H. A. Hamid Sarong, SH, MH (2000-2004 dan 2004-2008)
l. Drs. Nazaruddin A. Wahid, MA (Juni 2008 sampai sekarang)

2. Fakultas Tarbiyah
a. H. Ibrahim Husein, MA (1962-1963, 1963-1967, 1967-1970, 1970-1972 dan 1972-1973).
b. Drs. Ramly Maha (1973-1975 dan 1975-1977).
c. Drs. A.R. Ishaq, alm. (1977-1978,1978-1980 dan 1980-1982).
d. Drs. M. Saleh Husein, alm. (1982-1985 dan 1985-1988).
e. Drs. Ramly Maha (1988-1991).
f. Drs. M. Ali Wari (1991-1996)
g. Drs. Amir Daud (1996-2000).
h. Dr. Warul Walidin Ak, MA. (2000-2001).
i. Prof. Dr. H. M. Hasbi Amiruddin, MA (2001-2004)
j. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA (2004-2008)
k. Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA (Juni 2008 sampai sekarang).

3. Fakultas Ushuluddin
a. H. Usman Yahya Tiba, LT, alm. (1963-1966,1965-1968 dan 1968-1972).
b. Dr. M. Daud Remantan, alm. (1972, 1976, 1975-1977 dan 1977-1978).
c. H. Ahmad Daudy, MA (1978-1980).
d. Dr. M. Daud Remantan, alm. (1980 -1982).
e. Drs. Said Mahmud AR, alm. (1982-1985 dan 1985-1988).
f. Dr. M. Daud Remantan, alm. (1988-1989).
g. Drs. Tgk. H. Ismail Yacob (1989-1991 dan 1991-1994).
h. Drs. Hasbalah Ahmad, alm. (1994-1996).
i. Drs. Husainy Ismail (1996-2000).
j. Dr. Daniel Djuned, MA (2000-2004)
k. Prof. Dr. H. Daniel Djuned, MA (2004-2008)
l. Dr. H. Syamsul Rijal, M. Ag (Juni 2008 sampai sekarang)

4. Fakultas Dakwah
a. Ali Hasjmy, alm. (1968-1971,1971-1975 dan 1975-1977).
b. Drs. M. Thahir Harun, alm. (1977-1978, 1978-1980 dan 1980-1982).
c. Drs. Syahabuddin Mahyiddin (1982-1985).
d. Drs. Abdurrahman Ali, alm. (1985-1988).
e. Drs. M. Hasan Basry, MA (1988-1991).
f. Drs. Amir Hasan Nasution, alm. (1991-1996)
g. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad,SH (1996-2000)
h. Dr. H. Rusjdi Ali Muhammad,SH (2000-2001)
i. Drs. H. A. Rahman Kaoy (2001-2004)
j. Dr. Hj. Arbiyah Lubis (2004-2008)
k. Drs. Maimun, M. Ag. (Juni 2008 sampai sekarang).

5. Fakultas Adab
a. Drs. A. Gani Sulaiman, alm. (1983-1986).
b. Drs. Syahabuddin Mahyiddin (1986-1988 dan 1988-1991).
c. Drs. M. Razali Amin (1991-1996).
d. Drs. H. Zubeir Raden, MA (1996-2000).
e. Drs. H. Zubeir Raden, MA (2000-2004)
f. Dr. H. Azman Ismail, MA (2004-2008)
g. Prof. Dr. Misri A. Muchsin, M. Ag (Juni 2008 sampai sekarang).

Seminar Mahasiswa Teknik

Pada tanggal 1 April 2006, para penerima beasiswa dari Fakultas Teknik mengadakan seminar "Studi Kelayakan Rumah Hunian Bantuan Tsunami" di Balee Keurukon Fakultas Teknik Unsyiah. Pembicara dalam acara ini adalah Yoseph Yunarto, Dr Ir Agus Salim, Msc dan Dr Ing T Budi Aulia









Diskusi Mahasiswa Fakultas Hukum

Pada tanggal 22 Februari 2006, penerima beasiswa dari Fakultas Hukum mengadakan acara Diskusi Publik : Proses dan Keunggulan RUU - PPA versi Rakyat Aceh Serta Strategi Pengawalan. Acara diadakan di Ruang Seminar Lt II Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala. Pembicara dari acara ini adalah M Daud Yusuf SH MH, Abdullah Saleh, Rufriadi Faisal Putra.









Diskusi Mahasiswa Craimassa

Pada tanggal 11 April 2006, mahasiswa-mahasiswa gabungan dari berbagai fakultas mengadakan Diskusi Panel dan Pemutaran Film Gie: Peranan Mahasiswa Dalam Merintis Demokrasi. Pembicara dalam diskusi kali ini adalah Rahmad Fadil, SP, Rahmad Jaelani, Irwansyah dan Zulkifli, SE








Pelaksanaan Beasiswa untuk Mahasiswa Korban Tsunami Tahun 2009

Pada tahun 2009, pelaksanaan program pemberian beasiswa untuk mahasiswa korban tsunami Aceh kembali dilanjutkan. Program ini direncanakan selesai pada bulan Juni 2009. Karena tahun ini merupakan periode terakhir, maka pelaksanaan program difokuskan kepada proses kelulusan para mahasiswa serta penyusunan dokumentasi.

Pada awal tahun, SEFA sebagai pelaksana program di Aceh merekrut seorang staf bernama Suryani. Suryani menggantikan staff lama, yaitu Iwan Mawardi yang mendapatkan beasiswa untuk menuntut ilmu di Malaysia. Suryani merupakan lulusan IAIN Ar-Raniry jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Suryani diikat kontrak selama 6 bulan, yaitu Januari - Juni 2009.

Karena pergantian staff, maka dibutuhkan waktu untuk memberikan pelatihan kepada staff tersebut untuk mempelajari sistem yang digunakan dalam program ini. Hal ini menyebabkan pengiriman beasiswa pada bulan Januari 2009 tidak dapat dilaksanakan, karena PKR KWI belum menerima laporan dari Aceh. Pengiriman baru dilakukan kembali pada bulan Februari 2009.

PAda bulan Februari dan seterusnya, ringkasan pelaksanaan beasiswa selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Bulan Februari 2009 : Pada tanggal 22 Feb 2009, PKR KWI menerima kiriman dari APTIK sbesar Rp. 330.000.000. Dana ini kemudian dipergunakan untuk memberikan beasiswa bulan Desember 2008 kepada 92 mahasiswa @ Rp. 1.000.000 pada tanggal 24 Februari 2009. Pada bulan ini, ada dua orang mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya, yaitu Herawati (Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala) serta Maisarah (Politeknik Kesehatan Depkes). Sementara itu, terdapat satu orang mahasiswa baru, yaitu Riski HAfnida dari Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.

Bulan Maret 2009 : Pada tanggal 24 Maret 2009, dilakukan pengiriman beasiswa bulan Januari 2009 untuk 88 orang mahasiswa @ Rp. 1.000.000. Pada bulan ini terdapat empat orang mahasiswa yang lulus, yaitu: Herry Juanda (Fakultas Teknik Syiah Kuala), Ridwan Ibrahim (FKIP Serambi Mekkah), Arifzan (Fakultas Pertanian Syiah Kuala), dan M Syahril (Fakultas Teknik Syiah Kuala)

Bulan April 2009 : Pengiriman beasiswa untuk bulan Februari 2009 dilakukan pada tanggal 29 April 2009. Jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa pada bulan ini adalah 88 orang @ Rp. 1.000.000. Pada bulan ini tidak ada mahasiswa yang menyelesaikan kuliahnya.

Bulan Mei 2009 : Bulan ini tidak ada pengiriman beasiswa, karena persiapan administratif yang belum lengkap.

Bulan Juni 2009: Karena dana beasiswa belum juga tersedia, sementara para mahasiswa penerima beasiswa sangat membutuhkannya, maka pada bulan Juni 2009 PKR KWI memutuskan untuk memberikan dana pinjaman (talangan) untuk program ini. Akhirnya, beasiswa untuk bulan Maret 2009 dikirimkan pada tanggal 16 Juni 2009. Pada bulan ini, jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa adalah 87 orang, dan ada satu mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya, yaitu Erlinawati, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Serambi Mekkah.

 

Alumni Beasiswa Keupula

Selama empat tahun penyelenggaraan beasiswa, sudah 49 mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya. Sebaian dari mereka kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan ilmunya disana, sebagian lagi tetap di Banda Aceh untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau mencari pekerjaan di kota ini.

Daftar alumni beasiswa keupula dapat dilihat pada file terlampir.

Attachment: Alumni BS 2009.pdf