Thursday, February 25, 2010

Kunjungan wakil bupati Aceh Jaya

Sahabat Insan bersama LPM Pesisir mengadakan kunjungan ke kantor wakil bupati Aceh Jaya. Kunjungan ini untuk memperkenalkan Sahabat Insan dan sekaligus melaporkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Sahabat Insan bekerjasama dengan LPM Pesisir. Dalam kesempatan ini wakil bupati mengucapkan terimakasih atas kehadiran Sahabat Insan di Aceh Jaya dan mohon bantuan untuk program pendampingan bagi para guru Sekolah Dasar demi meningkatkan mutu pengajaran mereka.









Wednesday, February 24, 2010

Pemberian Bantuan Langsung Perlengkapan Sekolah

Bantuan langsung perlengkapan sekolah telah diserahkan kepada SD Gunong Menasah dan SD UPT 2 Patek B kecamatan Setia Bakti. Penyerahan bantuan langsung ini disampaikan oleh perwakilan dari Sahabat Insan Sr. Eugenia, Perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Jaya Ibu Hindun dan Pimpinan LPM Pesisir Nonong Mailufar.









Pelatihan Guru

Pelatihan guru yang diselenggarakan oleh LPM-Pesisir bekerjasama dengan Sahabat Insan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan guru-guru di Kecamatan Sampoiniet dan Setia Bakti.









Penyerahan troli kepada Bapak Jakob Kedang













Monday, February 22, 2010

Kunjungan ke Sekolah SMP dan SMU Lhoknga

Sahabat Insan mengunjungi sekolah SMP dan SMU yang berada di kecamatan Lhoknga Aceh Besar.









Sunday, February 21, 2010

Kunjungan sekolah beasiswa Sahabat Insan di Lhoknga

Selama 2 hari Sahabat Insan bersama CC Lhoknga melakukan kunjungan ke sekolah dan bertemu langsung dengan murid penerima beasiswa Sahabat Insan.









Saturday, February 20, 2010

Pembagian Beasiswa Wilayah Banda Aceh

Penyerahan beasiswa Sahabat Insan tahap pertama wilayah Banda Aceh yang dilaksanakan bersama Lembaga Perguruan Katolik di sekolah Budi Dharma.









Thursday, February 18, 2010

Serah Terima Sepeda Motor

Sahabat Insan menyerahkan bantuan sepeda motor kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Children Center Lhoknga di Banda Aceh. Sepeda motor ini untuk menunjang program beasiswa dan bantuan langsung kepada anak-anak, supaya pelayanan lebih maksimal.









Monday, February 15, 2010

CONFUCIUS, WORDS OF WISDOM

Pada hari Sabtu 6 Februari 2010, Metro TV menayangkan tentang kisah Confucius, seorang filsuf dari Cina yang hidup pada masa sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Berikut intisari dari tayangan tersebut:

Confucius lahir pada masa saat peperangan terjadi di seluruh bagian di negeri Cina. Nama sebenarnya adalah Kong (the master, the teacher), dan  dipanggil Kong-fu-tse. Seorang misionaris kemudian memberinya nama Latin Confucius.

Pada umur 3 tahun, ayahnya meninggal dunia, dan dia hidup bersama Ibunya. Confucius mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan. Dia terlihat menonjol dibandingkan anak-anak lainnya. Walau pun miskin, tapi semangat belajarnya tinggi dan rasa ingin tahunya sangat besar. Dia bertanya dan belajar kepada siapa saja yang dianggap mampu memenuhi hasrat keingintahuannya.

“ Belajarlah terus menerus sampai orang menutup peti mati kita”

Hidupnya penuh cobaan. Puncak kesedihan dialaminya saat Ibu yang dicintainya meninggal dunia. Dia merasa menjadi orang bernasib paling buruk  di dunia ini. Tapi saat itu merupakan awal baginya untuk menjadi seorang filsuf. Dia mengurung di kamarnya selama tiga tahun untuk mempelajari buku-buku pengetahuan.

“Garis  keturunan bukanlah penentu takdir. Nasib kita ditentukan oleh kebaikan yang kita tabur”

Dengan bekal ilmu yang dimilikinya, Confucius menolak untuk menyepi di gunung dan bertapa.

“ Aku tidak bisa bergaul dengan burung-burung dan hewan-hewan di gunung. Aku manusia, harus berada di antara manusia”

Dan Confucius mulai berkelana menyebarkan ilmunya.  Dalam setiap ajarannya, beliau selalu menekankan pentingnya pendidikan, terutama bagi rakyat kecil.

“Ketika rakyat terpelajar, perbedaan kelas akan lenyap”

“Pendidikan adalah makna dari hidup”

“Kualitas manusia akan ditentukan oleh pendidikan”

“Ketika pangeran dan raja tidak berkualitas, mereka harus diturunkan derajatnya. Sebaliknya, jika ada rakyat jelata yang pandai dan berkualitas, mereka harus dinaikkan derajatnya”

Setiap kali mengajar, Confucius selalu mendorong murid-muridnya untuk belajar , belajar dan belajar.

“Keagungan diturunkan oleh karakter, bukan oleh keturunan”

Menurut Confucius, perbedaan antara manusia unggul dan manusia rendah adalah:

1)      Manusia unggul melakukan yang benar, manusia rendah melakukan yang salah

2)      Manusia unggul menuntut dirinya sendiri, manusia rendah menuntut orang lain

3)      Manusia unggul menerima nasib buruk dengan tenang, manusia rendah menerimanya dengan mengeluh.

“Teladan dan kasih sayang dari keluarga akan menyebar ke masyarakat, dan menular ke lingkup yang lebih luas lagi. Begitu juga dengan kemanusiaan dan kebaikan hati”

Setelah berkelana dari satu tempat ke tempat lain, Confucius akhirnya menjadi penasehat Duke King, salah satu penguasa saat itu. Sejak saat itu, Cina menjadi negeri yang tenteram dan damai. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Saudara Duke King yang iri dengan kesuksesannya kemudian mengirimkan wanita-wanita penggoda. Duke King menjadi terlena dan mengabaikan negaranya. Melihat kenyataan tersebut, Confucius akhirnya meninggalkan tempat tersebut dengan bersenandung

“Nyanyian wanita mengalahkanku, dan tarian wanita melemahkanku”

Akhirnya Confucius kembali berkelana. Pada suatu hari, dia menemui seorang wanita sedang menangisi suami dan anaknya yang dimakan harimau. Confucius kemudian bertanya mengapa wanita tersebut tidak pindah saja ke kawasan pemukiman penduduk. Ternyata, wanita tersebut lebih takut lagi kepada penguasa negeri tersebut sehingga memilih untuk tinggal di hutan.

“Pemerintah yang menindas lebih menakutkan daripada serangan harimau”

Menjelang akhir hidupnya, Confucius akhirnya mengingkari perkataannya sendiri, dan memilih untuk menyepi di gunung. Disana beliau tetap membagikan ilmunya kepada murid-muridnya. Tentang hal ini, Confucius berkata:

“Sekarang aku tahu, bahwa Surga punya kehendak-Nya sendiri”

Dalam setiap pengajarannya, Confucius tetap menekankan bahwa kerja keras, pendidikan dan kesempatan adalah sarana untuk berhasil. Manusia adalah makhluk yang penting karena diberi kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri serta diberi kesempatan untuk membentuk karakter.

Pada usia 15 tahun, Confucius mulai belajar tanpa henti disertai rasa ingin tahunya yang sangat besar. Pada usia 40 tahun, beliau tahu kemana tujuan yang hendak ditempuhnya. Di usia 60 tahun, Sang Guru sangat tunduk pada kebenaran. Dan pada akhir hayatnya, di usia 70 tahun, beliau tahu keinginan hatinya tanpa melanggar kebenaran.

Friday, February 12, 2010

Bantuan Pendidikan Perlengkapan Sekolah

Persiapan untuk pemberian bantuan pendidikan berupa tas, sepatu, seragam, buku, dan kaos kaki untuk 3000 murid sekolah korban tsunami di Patek, Aceh Jaya. Bantuan tersebut rencananya akan mulai didistribusikan pada pertengahan Februari 2010. Selain itu, bantuan pendidikan berupa beasiswa juga akan diberikan kepada sekitar 700 murid sekolah di Banda Aceh dan Lhoknga.









Friday, February 5, 2010

Aktifitas di Rumah Singgah pada bulan Januari 2010

Pada bulan Januari 2010, Sahabat Insan kembali membantu pengadaan rumah singgah untuk orang-orang terbuang. Kali ini, rumah tersebut terletak di Jalan Pori I no I Pisangan Timur, Jakarta Timur, dan disewa selama dua tahun, mulai bulan Januari 2010 - Desember 2011.


Sampai akhir Januari 2010, terdapat dua orang terbuang yang mendapatkan pertolongan di rumah tersebut. Seorang bernama Merry Yudit, yang berasal dari desa Pesaku kecamatan Dolo kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Perempuan berusia 23 tahun tersebut tinggal di rumah singgah pada tanggal 21 Januari s/d 3 Februari 2010, setelah menjalani perawatan selama satu bulan lebih di Rumah Sakit Jiwa Grogol. Sedangkan satu orang lagi bernama Yohanes Arianto. Pria berusia 21 tahun ini berasal dari kelurahan Sesitamean kecamatan Welu kabupaten Bellu Atambua Nusa Tenggara Timur. Sampai saat ini, pemuda tersebut belum bisa dipulangkan karena masih dalam kondisi sakit.

Workshop Jejaring Relawan Penanggulangan Bencana

    Pertemuan pembina relawan yang digagas oleh Badan Penangulangan Bencana (BNPB), bertempat di Hotel Cemara Jumat (29/10) dihadiri sekitar 32 undangan perwakilan elemen organisasi termasuk Sahabat Insan yang diwakili Thomas Aquinus Krisnaldi dan Corry Korita Neryceka. yang bernaung dalam lembaga sosial dan  penanggulangan bencana. Pertemuan digagas untuk membahas peningkatan peran relawan melalui pendataan relawan.
    Pendataan relawan dimaksudkan agar semua elemen relawan dapat menyatukan persepsi,dan menjalin kerjasama. Dalam hal ini BNPB menargetkan 10.000 relawan terdaftar di DPR. Sistem pendataan yang direncanakan oleh BNPB diawali dari permintaan data relawan tiap elemen, mengirimkan data relawan, seleksi dan verifikasi, persetujuan, pencatatan sebagai relawan, sertifikasi, pembinaan, pelatihan, dan terakhir pengerahan.
    Proses pendataan setiap anggota elemen rencananya akhir bulan april akan terkumpul dan akan diadakan jambore nasional relawan guna menyatukan persepsi dan menjalin kerjasama antar elemen. Target yang dicapai merupakan relawan yang menmpunyai kapasistas yang memumpuni di setiap bidangnya, hal tersebut agar relawan mahir dalam penaggulangan bencana. 
    Andi Hanindito selaku perwakilan dari Departemen Sosial menyampaikan dukungan atas gagasan dari BNPB, namun Pak Andi juga mengusulkan agar pendataan terlebih dahulu dilakukan dengan proses sosialisasi atas berbagai elemen penanggulangan bencana yang ada saat ini. Masih banyak relawan-relawan yang belum terdaftar saat ini, dan hal tersebut akan menimbulkan hal yang justru akan merugikan pihak BNPB sendiri. 
Usulan Andi Hanindito tersebut disambut baik oleh BNPB bahwa setiap elemen akan disosialiasi, menanggapi usulan tersebut maka BNPB akan mengadakan pertemuan lajutan dan diharapakan akan terus diadakan pertemuan rutin kedepannya.
Menurut rencana, BPNB juga akan melakukan koordinasi dengan tiap daerah yang tergabung dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendata relawan yang berada di setiap daerah, khususnya daerah rawan bencana. Namun kendala saat ini baru terdapat 23 BPBD dari keseluruhan tingkat Nasional, menurut Sugeng Triutomo saat ini BNPB akan bekerjasama dengan elemen penanggulangan bencana yang sudah mencapai tingkat daerah seperti TAGANA, PMI, dsb.
Menanggapi target 10.000 relawan yang terdaftar, sebelum pertemuan ini pihak PMI sebelumnya sudah melakukan koordinasi dengan Bp. Jusuf Kalla, bahwa PMI siap  mendukung penuh dengan mengerahkan 10.000 relawan yang tergabung. Namun hal yang perlu digaris bawahi saat ini PMI mengusulkan setiap relawan yang tergabung dalam banyak elemen harus menentukan elemen mana yang diikutinya, hal tersebut dilakukan agar pendataan jelas jumlahnya. (Thomas)
   


Wednesday, February 3, 2010

Undangan Diskusi Setara Institut: Laporan Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Tahun 2009

Pada tanggal 20 Januari 2010 Billy Joseph Bibianus dan Corry Korita Neryceka menghadiri undangan diskusi dari Setara Institut. Undangan tersebut diskusi tentang laporan pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan sepanjang tahun 2009 oleh Setara Institut. Diskusi ini diselenggarakan di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta. Hadir dalam acara ini Hendardi Ketua Badan Pekerja Setara, Azyumardi Azra Ketua Dewan Nasional setara, Rocky Gerung, Ibu Ade Rosita Sitompul serta para perwakilan undangan dari kalangan agama KWI, PGI, MUI, Matakkin, PHDI, Ahmadiyah, Walubi, NU, Muhammadiyah dan aktivis kebebasan umat beragama.
Dalam laporan yang disampaikan Manager Program Setara Institut Ismail Hasani mencatat, sepanjang tahun 2009 setidaknya ada 200 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan yang mengandung 291 jenis tindakan. Tindakan di sini adalah pelanggaran-pelanggaran yang bisa saja terjadi beberapa kali dalam satu peristiwa. Pada "Laporan pemantauan Setara Institute selama tiga tahun berturut-turut merekam bahwa pelanggaran kebebasan beragama atau keyakinan beragama yang terjadi di Indonesia bermula dari jaminan setengah hati atas hak untuk bebas beragama," kata Ketua Setara Institute Hendardi.
Dalam pembahasan tersebut terdapat 10 wilayah dengan tingkat pelanggaran tertinggi, yaitu Jawa Barat (51 peristiwa), Jakarta (38), Jawa Timur (23), Banten (10), Nusa Tenggara Barat (9), Sumatera Selatan, Jawa Tengah, dan Bali dengan masing-masing 8 peristiwa, serta Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur dengan masing-masing 7 peristiwa. Berdasarkan data Setara Institute, dari 291 tindakan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan, terdapat 139 pelanggaran yang melibatkan negara sebagai aktornya, baik melalui 101 tindakan aktif negara, maupun 38 tindakan pembiaran yang dilakukan oleh negara. Tindakan pembiaran berupa 23 pembiaran aparat negara atas terjadinya kekerasan dan tindakan kriminal warga negara dan 15 pembiaran karena aparat negara tidak memproses secara hukum atas warga negara yang melakukan tindak pidana. Dan dalam diskusi ini ditemukan kasus baru tentang pelanggaran kehidupan beragama dari peserta yang hadir Billy Joseph Bibianus dari Ciris-center KWI menyampaikan terjadinya pelanggaran kehidupan beragama berupa diskriminasi bantuan pada saat terjadi bencana. Kasusnya adalah menolak bantuan dari agama yang berbeda atau tidak meratanya bantuan terhadap korban yang berbeda agama. Dan kasus faktual ini terjadi pada saat gempa jawa barat dan gempa di sumatera-sarat
Institusi negara yang paling banyak melakukan pelanggaran adalah, kepolisian (48 tindakan), Departemen Agama (14 tindakan), walikota (8 tindakan), bupati (6 tindakan), dan pengadilan (6 tindakan). Selebihnya adalah institusi-institusi dengan jumlah tindakan di bawah 6 tindakan. Sementara, 152 tindakan lainnya merupakan tindakan yang dilakukan warga negara dalam bentuk 86 tindakan kriminal atau perbuatan melawan hukum, dan 66 berupa intoleransi yang dilakukan oleh individu atau anggota masyarakat. Dalam laporan Setara Institute juga disebutkan, untuk pelanggaran yang melibatkan negara sebagai aktor, kerangka legal pertanggungjawabannya adalah hukum hak asasi manusia, yang mengikat negara akibat ratifikasi kovenan dan konvensi internasional hak asasi manusia.
Akhir dari diskusi ini, para peserta yang hadir dengan adanya laporan ini menjadi sebuah refrensi untuk sebuah pelajaran kedepan dalam usaha untuk mencegah terjadinya pelanggaran kehidupan beragama. Dimana pemerintah dan aparat penegak hukumnya harus berani mengambil peran dalam menjamin kehidupan beragama yang diatur didalam konstitusi. (Billy, PKR-KWI)  





Rapat undangan BNPB, Pembahasan Draf Pedoman Relawan.

Pada tanggal 23 Desember 2009, Billy Joseph Bibianus dari Crisis Center KWI memenuhi undangan rapat dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Rapat ini diselenggarakan di Hotel Orchardz Kemayoran. Yang hadir pada kesempatan tersebut adalah beberapa lembaga kemanusian baik NGO lokal dan nasional, serta pemerintah dan PT Unilever yang selalu memberikan bantuan pada saat terjadi bencana di berbagai daerah di seluruh Indonesia (karena memproduksi sabun, pasta gigi, mie instan,dan lain-lain).

Acara ini membahas tentang draft pedoman relawan yang disusun oleh BNPB untuk setiap lembaga sosial kemanusiaan yang terus berkomitmen untuk terlibat dalam sejumlah masalah kerja-kerja relawan yang terjadi pada saat bencana. Draft pedoman yang dibahas ini akan dijadikan mekanisme standar kerja relawan secara bersama-sama di lapangan dari masa darurat hingga masa rehabilitasi.

Dalam pembahasan ini, draft pedoman relawan yang dirancang masih menemui banyak  kekurangan dan sejumlah masalah. Banyak ide-ide dilontarkan oleh relawan dan para peserta yang hadir sebagai masukan  . Persoalan yang cukup mendasar dalam draft pedoman kerja relawan ini adalah pemerintah belum mengatur mekanisme kerelawanan pada saat terjadi bencana dalam suatu produk undang-undang, belum adanya asuransi dari negara bagi para relawan jika terjadi kecelakaan, dan persoalan isu-isu diskriminasi bantuan dalam kerja-kerja relawan di daerah penanggulangan bencana. Relawan adalah tulang punggung pertama pada saat terjadi bencana dan pada masa pemulihan. Akhirnya acara ini menjadi sebuah sharing antara BNPB dengan berbagai lembaga kemanusiaan dalam penguatan draft pedoman relawan yang dirancang untuk bisa digunakan secara bersama-sama dalam mekanisme standar kerja relawan di daerah bencana. (Billy, PKR-KWI)  

Kampus Mahasiswa










Beasiswa untuk bulan November 2009 sudah dikirim pada hari ini. Mohon segera mengecek buku tabungannya dan mengirimkan laporan, agar beasiswa berikutnya bisa dikirimkan. Terima kasih.